Jepara, Anak merupakan investasi jangka panjang yang dimiliki oleh negara ini untuk meneruskan pembangunan yang ada di masa depan. Anak sebagai penerus bangsa sudah di jamin oleh undang-undang nomor 35 tahun tahun 2014 atas perubahan uu nomor 23 tahn 2012.
Di kabupaten Jepara kekerasan terhadap anak dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif alias naik turun. Kasus pencabulan terhadap anak yang di terima oleh kepolisian dari tahun 2015 menuju 2016 mengalami kenaikkan. Menurut Aiptu Rofiqoh dari Polres Jepara saat menyampaikan materi di Workshop di Lembaga Penyuluhan, Kajian dan Bantuan Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum UNISNU Jepara pada Rabu, (21/12) mengungkapkan pada tahun 2015 ada 42 kasus pencabulan dan hingga November 2016 sudah ada 46 kasus pecabulan terhadap anak.
Persebaran kasus pencabulan terbanyak di kecematan Kalinyamatan dengan 6 kasus, kemudian disusul Nalumsari, Mayong dan Jepara Kota dengan 4 kasus. Sedangkan di kecamatan keling dan Tahunan membuntuti dengan 3 kasus. Selebihnya tiap kecamatan rata rata antara 1 s/d 2 kasus yang terjadi.
Dari analisa pihak kepolisian ada beberapa modus yang digunakan oleh pelaku untuk membujuk ataupun melakukan pencabulan terhadap anak. Mulai dari minuman keras hingga bujuk rayu atau suka sama suka.
“Didahului minum minuman keras ada 6 kasus, Pelaku dari keluarga dekat/ayah tiri ada 5 kasus, Pengaruh nonoton Vidio porno ada 2 kasus, Selebihnya dilakukan dengan bujuk rayu atau suka sama suka.” Ujar Aiptu Rofiqoh
Peran serta masyarakat dalam pencegahan tindak pidana kekerasan terhadap anak sangat di butuhkan instansi kepolisian dan skpd terkait untuk mencegah kekerasan yang ada di masyarkat.
“Yang perlu dikembangkan dari nurani kita adalah kepedulian, kalau kita sudah mau peduli kita dapat melakukan pencegahan” Pesan Aiptu Rofiqoh.
Selain kasus pencabulan yang datanya naik dari tahun 2015 ke 2016, kasus penganiayaan terhadap anakpun ikut naik. Pada tahun 2015 ada 4 kasus penganiaan dan hingga november 2016 sudah ada 8 kasus penganiyaan terhadap anak.
Di kabupaten Jepara kekerasan terhadap anak dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif alias naik turun. Kasus pencabulan terhadap anak yang di terima oleh kepolisian dari tahun 2015 menuju 2016 mengalami kenaikkan. Menurut Aiptu Rofiqoh dari Polres Jepara saat menyampaikan materi di Workshop di Lembaga Penyuluhan, Kajian dan Bantuan Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum UNISNU Jepara pada Rabu, (21/12) mengungkapkan pada tahun 2015 ada 42 kasus pencabulan dan hingga November 2016 sudah ada 46 kasus pecabulan terhadap anak.
Persebaran kasus pencabulan terbanyak di kecematan Kalinyamatan dengan 6 kasus, kemudian disusul Nalumsari, Mayong dan Jepara Kota dengan 4 kasus. Sedangkan di kecamatan keling dan Tahunan membuntuti dengan 3 kasus. Selebihnya tiap kecamatan rata rata antara 1 s/d 2 kasus yang terjadi.
Dari analisa pihak kepolisian ada beberapa modus yang digunakan oleh pelaku untuk membujuk ataupun melakukan pencabulan terhadap anak. Mulai dari minuman keras hingga bujuk rayu atau suka sama suka.
“Didahului minum minuman keras ada 6 kasus, Pelaku dari keluarga dekat/ayah tiri ada 5 kasus, Pengaruh nonoton Vidio porno ada 2 kasus, Selebihnya dilakukan dengan bujuk rayu atau suka sama suka.” Ujar Aiptu Rofiqoh
Peran serta masyarakat dalam pencegahan tindak pidana kekerasan terhadap anak sangat di butuhkan instansi kepolisian dan skpd terkait untuk mencegah kekerasan yang ada di masyarkat.
“Yang perlu dikembangkan dari nurani kita adalah kepedulian, kalau kita sudah mau peduli kita dapat melakukan pencegahan” Pesan Aiptu Rofiqoh.
Selain kasus pencabulan yang datanya naik dari tahun 2015 ke 2016, kasus penganiayaan terhadap anakpun ikut naik. Pada tahun 2015 ada 4 kasus penganiaan dan hingga november 2016 sudah ada 8 kasus penganiyaan terhadap anak.
0 Komentar untuk "Tahun 2016 Kasus Pencabulan Terhadap Anak di Kabupaten Jepara Meningkat"